Jumat, 04 Oktober 2013

Akan ada saatnya ...



Ada saatnya, ada waktunya dan ada masanya dimana penantian ini akan dijawab dengan keindahan yang telah menunggu kita disuatu saat nanti. Duhai kamu para wanita, maukah ku beritahu padamu bagaimana mencintai dengan indah? Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu?
Dengarkanlah, saat ku jatuh cinta, tak akan ku berucap, dan tak akan ku berkata. Namun, ku hanya akan diam, saat ku mencintai takkan pernah ku menyatakan. Tak akan ku menggoreskan, yang ku lakukan hanyalah diam.
Aku tahu, cinta adalah fitrah. Sebuah anugrah tak terperih. Karena cinta adalah kehidupan, karena rasa itu adalah cahaya. Aku tahu hidup tanpa cinta bagaikan hidup dalam gelap gulita. Namun, saat rasa itu menyapa, maka hadapilah dengan anggun. Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi dengan begitu banyak warna.
Cinta terkadang membuatmu bahagia, namun tak jarang membuatmu menderita. Cinta ada kalanya manis bagaikan gula, juga mampu memberi rasa pahit yang sangat getir, karena cinta adalah perangkap rasa. Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita. Maka duhai kamu para wanita, agar kau dapat keluar dari belenggu itu. Dan mampu melaluinya dengan anggun, mencintailah dalam hening, dalam diam. Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari, namun juga jangan kau sikapi dengan berlebihan, jangan kau umbar rasamu, jangan kau tumpahkan segala sukamu.
Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dengan tenang. Kita percaya takdir bukan ? kita tahu dengan sangat jelas. Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapihnya. Jadi, apa yang kau risaukan ? Biarlah Allah yang mengaturnya, dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja.
Coba deh kamu renungkan. Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu. Kita tak tahu dan tak akan pernah tahu, hingga saatnya tiba.. Maka, ku ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika semua rasa telah kau umbar ? karena cinta kita begitu Agung untuk di umbar. Begitu mulia untuk di tampakkan, begitu sakral untuk di tumpahkan.
Sadarilah, fitrah wanita adalah pemalu. Kau indah karena sifat malumu, lalu masihkan kau tampak menawan jika rasa malu itu telah dinafikan ? maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan, dalam jeruji kesetiaan padanya yang telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh.
Maka cintailah dalam hening. Agar jika memang bukan dia yang ditakdirkan untukmu, maka ucaplah Allah dan kau yang tahu segala rasamu. Maka, ku beritahu padamu, pegang kendali hatimu. Jangan kau lepaskan dan acuhkan semua godaan yang menghampirimu, karena cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan. Namun, cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan.
Duhai kamu para wanita. Yang kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya. Maka, peganglah kendali hatimu, lalu arahkan pada-Nya. Dan cintailah dalam diam, dalam hening, itu jauh lebih indah dan jauh lebih suci. Ada saatnya, ada waktunya dan ada masanya penantian ini akan dijawab dengan keindahan yang telah menunggu kita disuatu saat nanti.

Syukur ku



Semakin hari, semakin lama, saat aku mengambil keputusan untuk berpisah denganmu, aku semakin yakin dengan keputusanku. Serasa saat sedang diambang keputusan yang membingungkan untuk aku pilih, disitu aku merasa saat itu Allah sedang menuntunku, Allah sedang memperingatkanku agar aku tidak semakin jauh menjalaninya.
Aku berdoa kepadanya, aku hanya ingin yang terbaik dengan hidupku, aku tak ingin melewatkan banyak waktuku hanya terbuang sia-sia dengan orang yang salah, aku juga tak ingin dosaku semakin bertumpuk lebih banyak saat aku melarang aturan dariNya. Karna aku tau, Allah lebih tau mana yang terbaik untuk hambanya.
Karena jika kita mengambil jalan yang Allah Ridhai, berat memang, susah memang, dan begitu banyak cobaan yang menghadang. Tapi memang begitulah sunnatullah nya, semua kebaikan pasti ada cobaannya, karena Allah ingin melihat seberapa besar pengorbanan kita untukNya.
Dan saat aku mengambil keputusan untuk berpisah dengannya karenaNya, hati ini terasa lebih tenang saat menjalankannya. Aku sangat bersyukur, karena Allah masih mengingatkanku dari dosa-dosa yang selalu dan selalu aku lakukan, Allah masih mau menyadarkanku, Bersyukur karena Allah masih mau menjagaku dari hubungan yang sejatinya akan membuatku semakin jauh dariNya, tapi DIA selalu membukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya kepadaku. Sungguh Maha Baik Allah kepadaku.
Karena aku hanya ingin cinta ku kepadanya menjadi cinta yang mulia, sebuah rasa yang hanya ku pendam dalam diam dan hening ku. Karena jika memang bukan dia yang ditakdirkan untukku, hanya Allah dan akulah yang tahu segala rasaku. Dan semoga Allah telah menuliskan namaku dan namamu di Lauhul Mahfuzh.

Perasaan apa ini ?



Perasaan apa ini ? 

Tuhan, kenapa saat bertemu dengannya ada timbul rasa yang berbeda. Ya Allah, aku ingin berpegang teguh dengan keputusan yang sudah aku buat dan aku yakini. Apa aku menyukainya? Apa aku hanya sekedar mengaguminya? Atau apa aku jatuh cinta kepadanya?
          Apa ini dosa, jika aku menyukainya? Yaa Allah. Tetap istiqomahkan hati ini untuk tidak mengulangi dosa yang telah lalu yaitu (Pacaran). Tapi, aku tak berharap untuk menjadi kekasihnya. Aku hanya berharap “Aku dan Dia” memiliki rasa yang sama, tapi tidak untuk diungkapkan untuk sekarang. Tapi diungkap saat ijab khabul nanti, jika aku berjodoh dengannya.
          Ya Allah, jika aku jatuh cinta. Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya padaMu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintainya. Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta. jagalah cintaku padanya agar tak melebihi cintaku padaMu. Ya Allah, jika aku jatuh hati. Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut padaMu, agar tak jatuh aku kedalam jurang cinta semu. Ya Allah, jika aku rindu. Jagalah rinduku padanya, agar tak lalai aku merindukan SurgaMu.

Ya Allah, jagalah cinta dalam diamku ini hingga sampai waktunya tiba nanti. Dariku, seseorang yang mengagumimu dalam diamku.

Hay, Apa kabar?

Hay apa kabar? Apakah terkadang kau masih teringat padaku tentang apapun itu? Saat pertama, saat memulai kita, dan saat berakhirnya kita ? entah apa yang aku fikirkan, memori diotakku tentangmu masih terekam dengan jelas. Aku sebenarnya tak ingin! karena kau tau? Disetiap ingatan tentang kita mulai teringat, terasa sangat merindukan.
Rindu ? ya, aku rindu. Rindu yang tak pernah tersampaikan, rindu yang hanya bisa ku pendam, dan rindu yang selalu ku adukan hanya kepadaNya. Karena hanya dengan sebuah Do’a lah rindu dalam diamku terasa sangat indah.
Tapi aku tak berharap, Masa Itu akan datang kembali menghampiriku lagi. Karena sejauh apapun kita sekarang. Kalau memang aku adalah pemilik tulang rusukmu yang telah Allah pasangkan dan Allah takdirkan. Dengan keajaibanNya, kekuasaanNya, dan takdirNya, kita suatu saat pasti akan dipersatukan kembali dengan garis TakdirNya dan Ridho dariNya.
Karena jika memang benar cinta itu karena Allah, biarlah Allah yang mengatur segalanya. Hingga keindahan cinta itu datang pada waktunya nanti. Hanya melalui Do’a disetiap shalat ku dan disetiap sujudku kepadaNya, dan berharap Do’a yang selalu ku lantunkan disetiap menghadapNya dijabah olehNya. Semua ku serahkan hanya kepadaNya, karena Allah tau dan lebih tau mana yang terbaik untuk aku, kamu, atau pun kita.
Aku ingin cintaku seperti cintanya Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Cinta yang sederhana namun menggetarkan dunia. Ana Ukhibukki Fillah, aku mencintaimu karena Allah. Dan Insha Allah cinta kita sampai Jannah.
Dan aku rasa cinta dalam diamku ini, tak perlu kamu tau. Karena cinta itu tak bisa terungkap agar bisa terlihat, ia hanya bisa dirasa dalam hati. Bukan aku tak berani mengurai, tapi aku takut salah dalam menempatkannya. Karena apa yang menurutku baik, belum tentu baik menurutNya.
Karena cinta sesama manusia, tak semestinya juga untuk diungkapkan. Cukuplah hanya sekedar mendoakannya saja, karena selagi kita belum halal, kita masih mempunyai jarak dan batas. Cukup aku dan Allah yang tau siapa seseorang yang aku maksud, dan cukup semua ini aku serah kan kepadaNya, dan cukup sajadahku dan malaikat-malaikat disampingku menjadi saksi dari setiap Do’a yang ku lantunkan kepadaNya untukmu.